Hari Jumat Ini Saya Hampir Menangis

Hari Jumat Ini Saya Hampir Menangis

Hari jumat ini saya hampir menangis. Sehabis magrib saya pergi ke alfa**** untuk membeli minuman. Saya sengaja membawa uang seratus ribu sekalian untuk menukar dengan uang kecil. Sebagai anak kos saya butuh uang kecil untuk beli makanan yang harganya delapan ribuan karena kalau pakai uang besar biasanya tidak ada kembalian dan saya harus berhutang. Di alfa**** habis sekitar lima belas ribuan. Waktu itu saya langsung menuju ke warung bakso karena memang tujuan utamanya membeli bakso yang berkuah untuk menghabiskan nasi kemarin yang sudah mengering. Sepeda saya, saya sandarkan di tiang warung kemudian saya memesan satu bakso biasa dan duduk menunggu di sebelah gerobak bakso. 

Gadis kecil berjilbab pink membawa keranjang berisi bungkusan kerupuk plastik memasuki warung bakso. Saya yang duduk di samping gerobak bakso tidak berani menatap gadis itu. Entah kenapa dari kejauhan matanya memancarkan rasa sedih dan kesal yang sangat menusuk hati. Dia masuk berkeliling ke pelanggan yang sedang menikmati bakso. Selanjutnya seorang ibu, berbadan gemuk memakai jilbab hijau, membawa keranjang berisi bungkusan kerupuk plastik, memasuki warung. Raut mukanya tersenyum tetapi saya kira tersirat rasa sedih dari matanya yang terlihat lelah. 

Pesanan saya sudah selesai dan saya berdiri membayarnya, harga baksonya dua belas ribu. Ketika saya membayar, saya melihat dari ekor mata, gadis kecil tadi mendekati saya akan menawarkan jualan dari keranjangnya. Sepeda saya, saya dirikan kemudian bergegas pergi. Saya kembali menuju kos. Setelah sampai, saya duduk merenung tentang kejadian di warung bakso. Saya merasa tuhan memberikan saya pelajaran. Saya menunduk di depan pintu kos sampai adzan isya terdengar, saya hampir menangis. Kejadian di warung bakso malam ini sangat menyindir perilaku saya.


Previous
Next Post »
Thanks for your comment