Sesosok Bayangan !

Sesosok Bayangan

HS. Sekarang ini sedang ramai-ramainya menyambut bulan Ramadhan. Di daerah sekitar rumahku banyak  pawai sepeda motor dan juga suara petasan khas bulan puasa yang mulai riuh. Aku yang biasanya bercerita sesuai suasana. Kali ini tidak akan bercerita sesuai dengan suasana hari ini.

Ceritaku kali ini bisa dibilang kisah nyata. Kisah yang baru ku alami satu dua jam yang lalu. Berkesan, hari ini adalah salah satu hari yang berkesan dari banyak hari lain yang aku jalani. Berkesan, bukan berkesan baik juga bukan berkesan buruk, entah kenapa hari ini biasa saja tapi ada suatu daya pikat yang menuntunku menulisnya menjadi cerita.

Hari Kamis (25/05/17), hari libur nasional, hari-hari menjelang bulan Ramadhan. Di kotaku diadakan peringatan dengan arak-arakan keliling kota. Aku sebagai anggota Rohis SMA menjadi siswa perwakilan arak-arakan dengan 29 siswa Rohis lainya. Pembina Rohis mengumumkan kepada siswa perwakilan untuk berangkat jam 6 pagi. Bagi aku yang tinggal di desa harus bersiap 30 menit lebih awal karena jarak rumah ke sekolah lumayan jauh. Dan juga harus menjemput temanku yang biasa bersamaku.

Sore hari setelah arak-arakan teman-teman ektrakulikuler voli mengajak ku latihan bersama teman-teman voli putri. Seperti biasa kami berkumpul dan latihan di halaman sekolah. Hanya saja kali ini ada material runtuhan bangunan kelas yang dibongkar untuk dibuat kelas baru. Dan ranting pohon besar berserakan di depan halaman sisa tebang pilih tadi pagi di sekolahan.

Kali ini latihan tanpa pelatih, latihan biasa sebelum puasa. Awalnya latihan berjalan menyenangkan seperti biasa. Tapi saat istirahat ada beberapa teman perempuan yang tingkahnya agak aneh. Pertama namanya Nada, Dia tiba-tiba seperti orang melamun dan mengibas sebelahnya yang tak ada siapapun di sana.  Yang kedua, Mutia, saat akan memulai latihan lagi, tiba-tiba menjerit tanpa sebab seperti melihat sesuatu yang janggal. Mulai saat itulah suasana menjadi agak aneh, lalu aku sebagai ketua menyuruh teman-teman voli putri untuk istirahat latihan. Kami yang laki-laki yaaah sedikit merasa takut dan bertanya-tanya penasaran, mungkin hanya aku sih yang takut tapi.... Akhirnya aku memutuskan untuk mengakhiri latihan waktu itu pukul 17.30. Aku mulai berfikir takut, hari ini hari kamis, malam jumat, yaah aku dikuasai rasa takutku. Kami duduk bertanya-tanya apa yang Nada dan Mutia lihat katanya di belakang pendopo, di koridor kelas XII dan pojok lorong. Kami yang duduk di depan pendopo takut melihat ke belakang, yaah alasanya takut.

Pada saat itu pula, aku terkejut mungkin itu yang dilihat Nada dan Mutia. Aku tak berani melihat, aku hanya melirik seberang kananku. Tubuhku merinding sangat hebat, dan saat aku melihatnya hanya sesosok bayangan hitam yang melintas secepat angin. Itu mengerikan menurutku, yaa! Sangat mengerikan. Aku, Prihantoro, Kevin, Nadhif, dan teman lainya langsung mengambil tas dan bola voli, langsung lari keluar halaman, yaah itu diiringi jeritan ketakutan teman-teman putri. Aku sedikit tersenyum mendengar jeritan itu tapi tetap saja ketakutan. Di depan aku menunggu teman putri di belakang, saat mereka lewat koridor kelas XII tiba-tiba Mutia menjerit dan langsung menangis tersedu-sedu. Itu mengerikan lagi. Dia diganggu mungkin!

Untunglah di depan sekolah ada anak Rohis. Kami bercerita sedikit lalu aku mengantar Mutia pulang. Katanya yang dia lihat sesosok pocong dengan wajah hancur mengerikan. Untunglah aku tidak melihat itu, hanya bayanganya saja. Alhamdullilah^^

Yaah itu kejadian yang menakutkan di hari yang indah ini. Sebelumnya aku memang sudah aras-arasen untuk berangkat. Aku terlambat satu jam untuk menjemput temanku dan mengikuti arak-arakan di alun-alun kota. Dan lagi hari ini aku sangat tidak nyaman berada di sekolahan, aku merasa ingin segera pulang, itu saja.  Entah kenapa pohon besar yang dirobohkan terasa sangat aneh, dan juga suasana kelas yang dibongkar sangat tidak enak dirasakan. Cih menyebalkan! Tapi tak apalah abil saja pelajaranya.


Mungkin cerita ini hanya penjelajahan imajinasiku saja tapi memang  ini terjadi satu dua jam sebelum kutuliskan.




Previous
Next Post »
Thanks for your comment