Hantu Merpati Batu

Hantu Merpati Batu



Kami adalah tiga sahabat dekat yang tinggal di Desa Batu. Tetapi kami masuk sekolah menengah kami menjadi jarang berkumpul. Kolis dan Munir masih sama satu sekolah sedangkan aku harus berpisah dengan mereka dan bersekolah di kota. Kami hanya bisa bersama-sama selepas Shalat Magrib untuk mengaji di rumah Pak Haji Abu Ali.

Akan tetapi sejak kami memasuki kelas 8, kami menjadi sering bertemu untuk mebicarakan suatu hal yang sedang terjadi akhir-akhir ini di Desa Batu. Pertama ku dengar kisah tersebut dari Munir yang paling penakut. Aku kira mereka hanya bercanda tentang kisah tersebut, tetapi mereka berdua sangat mempercayainya sampai-sampai mereka tidak berani berangkat mengaji karena takut akan hal tersebut.

Mereka bercerita tentang kisah horor Hantu Merpati Batu. Beberapa tahun  yang lalu di perempatan Desa Batu terjadi kecelakan tunggal yang merenggut nyawa seorang pengendara sepeda motor. Tetapi ada yang aneh pada kejadian tersebut, tiba-tiba ada merpati yang mati jatuh entah dari mana. Lalu datang merpati-merpati lain yang tak disangka meminum dara dari korban kecelakaan sehingga warga tidak berani mendekati untuk menolong korban. Ditambah lagi kudengar dari Roni sahabat SD-ku melihat seseorang berbadan tinggi hitam seperti habis terbakar yang katanya berjalan melayang sebelum kecelakaan. Kemungkinan peristiwa tersebut yang membuat kedua sahabatku jarang berangkat mengaji akhir-akhir ini. Ditambah lagi waktu malam hari perempatan ini gelap gulita karena lampu jalan yang sudah lama mati.

Kejadian itu sudah sejak aku kelas 7 dan sekarang kami sudah melupakanya. Akan tetapi pada saat malam hari libur nyepi ketika kami bertiga berangkat mengaji, aku merasa ada yang sedang mengawasi dan mengikuti. Aku mendengar suara kepakan sayap merpati tetapi saat kutanyakan pada sahabatku mereka tidak mendengar disitu aku merasa mulai merinding. Aku lebih ketakutan dan langsung lari ketika aku melihat seorang yang tinggi hitam seperti yang dikatakan Roni di belakangku dan di sudut perempatan Desa Batu yang gelap gulita. Saat kedua sahabatku menertawaiku karena aku lari terbirit-birit ketika itu juga terjadi kecelakaan seperti setahun lalu. Dan sama ada merpati jatuh dan berdatangan untuk meminum darah korban. Kali ini warga membubarkan burung-burung tersebut dan bulu mereka yang berlumuran darah berterbangan kesana kemari seperti hujan darah.

Akhirnya kami melanjutkan pergi kerumah Pak Haji Abu Ali. Disana kami menanyakan peristiwa tersebut kepada beliau karena beliau merupakan sesepuh desa kami. Dan tak kami sangka ternyata dulu di perempata tersebut ada sebuah perlombaan merpati tetapi sebelum dimulai terjadi kebakaran dan menghanguskan semua orang tetapi kata Pak Haji semua merpati tidak terbakar tetapi semuanya mati dan darahnya berlumuran di tanah. Hantu Merpati Batu yang ku lihat sebelum kecelakaan mungkin penyebab kejadian tahunan ini.


Setelah kami pulang bersama-sama kami tidak bisa melupakan hal tersebut. Aku tidak bisa tidur, dan aku mendengar suara kepakan sayap merpati yang sangat dekat.  
Previous
Next Post »
Thanks for your comment