Ketika Seorang Jujur Berkata Bohong



Ketika Seorang Jujur Berkata Bohong


Pada suatu hari hidup seorang petani miskin di sebuah desa yang terpencil. Petani tersebut hidup dengan seorang istri yang tidak bisa memiliki keturunan.

Setiap pagi petani tersebut berangkat menuju sawah dengan hanya membawa sebuah cangkul kecil peninggalan ayahnya untuk menanam atau memeriksa tanamannya. Petani tersebut harus berjalan jauh dan melewati jalan setapak yang kanan kirinya berupa jurang tak berdasar.

Suatu ketika saat si petani melewati jalan setapak, tanpa disengaja cangkul yang dipikulnya terjatuh ke dalam jurang dan hilang. Si petani sangat sedih dan menangis karena cangkul tersebut hanya cangkul satu-satunya. Secara ajaib muncul cahaya dari dasar jurang dan berubah menjadi peri. Peri tersebut bertanya “Kenapa kamu menangis?” petani tersebut menjawab “ cangkul peniggalan ayahku jatuh ke dalam jurang,”(sambil menangis). Lalu sang peri menghilang dan muncul kembali dengan membawa cangkul emas “Apakah ini cangkulmu?” tanya sang peri “tidak”, peri tersebut menghilang lagidan kembali membawa cangkul dari berlian “Apakah ini cangkulmu?” tanya peri kembali, “bukan”, sang peri cantik menghilang dan membawakan cangkul kecil yang agak rusak “Apakah ini cangkulmu?”, “ya” jawab sang petani dengan wajah tersenyum. “Kamu orang yang jujur, aku akan berikan semua cangkul tadi karena kamu berani berkata jujur.” Ucap sang peri. Si petani sangat senang dan berterimakasih kepada sang peri.

Beberapa hari kemudian, si petani dan istrinya hendak pergi kedukun di desa sebelah. Mereka harus menyeberangi sungai yang deras airnya. Tiba-tiba istri petanyi tergelincir dan hanyut oleh air sungai. Petani menangis dan meminta bantuan. Tetapi peri yang kembali datang kehadapan si petani “kenapa kamu menangis lagi?”. “istriku hanyut terbawa arus sungai ini,” kata si petani. Peri tersebut menghilang dan kembali dengan membawa wanita cantik rupawan “ Apakah ini istrimu?”, “ya” jawab petani. Sang peri pun marah karena si petani tidak jujur dan akan mengutuk si petani. “Kenapa kamu berbohong?, ini kan bukan istrimu.”, “Maaf peri dia memang bukan istriku tetapi jika aku menjawab tidak kau akan menghilang dan membawa wanita yang sopan, dan jika aku bilang tidak lagi kau akan membawa istriku yang asli, lalu kau akan seperti waktu kau beri aku tiga cangkulmu, ‘kau orang yang jujur, kalau begitu akan kuberikan tiga wanita ini sekaligus’ peri aku ini orang miskin unutk merawat satu istri saja tidak bisa apa lagi tiga istri”. Sang peri tercengan mendengar jawaban petani dan akhirnya si petani kembali dengan instrinya.

Beberapa bulan kemudian intrinya mengandung dan melahirkan seorang anak secantik peri yang ditemui petani.  

I_I



Previous
Next Post »
Thanks for your comment