Untuk Kamu

Untuk Kamu


#1
Aku ingin melupakan semuanya, Dia!
Karena kamu adalah tempat terbaik tuk berbagi. Kamu!
Karena aku tahu, aku bukan mencari kesempurnaan, tapi penyempurna.
Karena aku hanya perlu satu saja, Kamu!
Kepercayaanmu, dan  Kesetiaanmu.
Sepertinya aku pernah berucap, aku takut kemarahanmu?
Itu sebabnya aku juga takut jarak dan hilangnya percayamu.
Mulai saat ini ku lepas dia, ku tahu aku terlambat, ku takut kamu hilang.


#2
Ku ingin....
Ku ingin... menjadi imajimu disetiap tulisan yang kamu tulis.
Ku ingin... menjadi malam Mu, waktu terindah tuk rindu, waktu terindah tuk cerita, waktu terindah tuk melepas lelah.
Ku ingin... menjadi tenang,
aku tenang bersamamu.
Ku ingin...menjadi sabarmu,
ku tahu sabarmu juga.
Ku ingin... menjadi hangatmu disaat kau kedinginan.
Ku ingin... bercahaya saat kau tenggelam oleh gelap.
Ku ingin...Kamu tahu bahwa aku ingin kamu!
Ku ingin kamu tahu.


#3
Apa...?
Apa yang kamu mau?... ku tak tahu, mungkin kamu juga tak tahu. Kalau kau tahu yang kau mau, lalu apa itu? Sebuah mimpi? Keyataan? Seseorang? Sebuah benda?, kalaupun kamu tahu, apa yang akan kamu lakukan? Ku tak tahu lagi jawabnya, kamu tahu?...kurasa tidak. Aku memang selalu penasaran apa yang kamu mau.
Mungkinkah jawabmu itu “Aku”???

Siapa?
Siapa aku? Siapa kamu? Ku tak tahu. Waktu terbaik mencari tahu, sekaranglah. Siapa yang kamu cari? Siapa yang kamu tunggu?, kalau kamu tahu yang kamu cari. Siapa yang kamu rindu?, kalau kamu tahu yang kamu tunggu. Tolonglah jawab semua pertanyaan itu.
Mungkinkah jawabmu itu “Aku”???

Kapan?
Kapan terakhir pencarianmu berakhir? Ku tak tahu, karna kau selalu mencari. Kapan kau temukan? Kalau kau terus mencari. Kalau kamu temukan pencarianmu, mungkin itu di dalam mimpimu. Kamu selalu bermimpi, itu tahuku. Kapan kamu akan bangun menghadapi nyatanya hidup? Kalau kau terus bermimpi. Setahuku mimpi itu indah tapi tak seindah kenyataan, tapi juga kenyataan itu terlalu nyata untuk dijalani.
Kapan kau belajar dari kenyataan? Saat ini.. atau masa depan?...., kalau kau hanya belajar, kapan kau menerapkanya. Aku tak suka belajar juga kamu. Tapi proses belajar itu menyenangkan, aku, kamu, setiap orang belajar. Filosofi belajar :”jika kau ingin tahu sesuatu maka pelajarilah, cari tahu sampai benar-benar tahu, maka kamu akan dapatkan sesuatu itu.”
Kamu bilang mencari, menunggu...   . Kapan kamu akan rindu?kalau kamu hanya menunggu. Kalau kamu hanya merindu, kapan kamu mendapatkan yang kau rindu itu? Kalau pun kamu dapatkan yang kau rindu, kapankan itu?
Aku selalu tak bisa menjawab tanyamu. Bukan ku tak tahu.  Ada sesuatu yang indah ku tak tahu. Aku hanya bisa berharap, semua, kamu, pertanyaanmu.... .Hanya “Aku” yang yang menjadi jawabmu.
Hanya Aku yang menjadi jawabmu.
Hanya Untuk Kamu, Bukan Dia.


#4
Kusudah menyerah, jadi ayo kita buat kesepakatan saja.
Berikan dirimu yang biasanya seperti dulu saat di depanku.
Dan kita bermain kartu-kartu berkilauan membentuk pola segitiga.
Bersamaan dengan cerita-cerita indah aku kamu.
Kalau kamu datang nanti, akan ku beritahu aku sebenarnya.
Karena itu, setiap hari angin berhembus membelai selalu.
Apakah kubisa mengatakanya sekarang?
Kata-kata yang selama ini tak bisa aku katakan.
Ku akan bersikap baik padamu, jadi datanglah ayo kita bermain bersenang-senang!
Apapun akan ku berikan lho, hei.....
Jadi mulai sekarang dan seterusnya tetaplah bersamaku.


#5
Cahaya matahari,
Menyinari kelopak mataku yang tertutup ini.
Aku melihat bayangan merah,
Pada buku catatan dan pensil di dalam tasku.
Dan aku terus berjalan.
Seberapa seringpun ku terus menulis, hasilnya takkan tersampaikan padamu.
Aku tak bisa menyalahkan kata dan cerita yang kupilih.
Aku juga masih ingat dengan bintang jatuh semalam.
Yang selalu ku tunggu.....
Hai bintang jatuh, yang selalu kutunggu.... Kamu di dalam mimpiku.
Selalu ada dalam hatiku.
Seperti saat itu, seperti saat dulu kamu di depanku.
Bersinarlah lagi!


#6
Kalau ku ulurkan kedua tanganku.
Bisakah aku menggapai bulan di malam hari?
Kucoba menyentuhnya, terasa hangat.
Aku mulai tertarik padamu.
Seiring langkah kakiku ini.
Kulihat pemandangan dari jendelaku.
Mengalir saja tanpa emosi.
Sampai jatuh membasahi tanganku.
Berayun dengan indah tanpa ku ketahui.
Sampai aku bisa menggapai kamu.
Ingin aku ambil semua serpihan di bawah sinar bulan.
Dan mengambil banyak kisah dari kamu satu per satu.


#7
Jika aku menceritakan sebuah kisah.
Aku tak tahu cara menjelaskanya.
Perasaanku ini....
Dan jarak diantara kita....
Berdiri di lapangan kosong sendirian.
Aku bernafas dengan udara di malam hari.
Berkali-kali ku berjanji aku akan berubah.
Berdiri dan terjatuh berulang kali,
Tapi aku berjanji akan tertawa paling akhir.
Dan tak membiarkan air mataku terbuang percuma.
Akankah mimpi akan menjadi kenyataan.
Aku selalu tertunduk, terbangun, terseyum, bersedih dimana saja.
Tapi aku masih ingin berjuang.
Tak membiarkan rasa ini terbuang percuma.
Inilah balas dendamku.


#8
Semuanya berlari di dunia ini dan percaya mereka bisa bermimpi.
Tidak meraih masa depan yang digenggam akan berakhir di malam kegelisahan.
Jika kita inginkan mimpi, yang lain juga menginginkanya.
Menyerah dan hilangkan asa membuat malam terasa lebih menyakitkan.
Saat pagi tiba, aku merasa semangatku memuncak saat menutup mataku.
Tapi semangat yang memuncak, membara, menyelimutiku, namanya adalah “Kamu”.
Aku berlari dengan cahaya di depanku untuk menuntunku.
Tak peduli apapun kenyataanya, aku masih tertawa dalam tubuh ini.
Adakah seseorang yang berjalan tanpa mengandalkan cahaya lampu di belakanya?
Tidak pernah mengalah lagi adalah cara kamu demi hidup bersama.
Saat gambaran telah muncul, adakah ada yang akan melanjutkan?
Jika aku berjanti tidak akan kehilangan arah, apakah aku bisa tersenyum lagi?


#9
Walau kehilangan arah, aku belum sampai tujuan.
Kusambungkan harapan ini pada detik-detik terakhir.
Hanya didampingi Kamu?teman? dan waktu yang tepat,
Ku bisa bertahan sampai akhir.
Ku ingin melawan tantangan itu secara langsung.
Meski hanya bergantung pada kebanggaan dan keberuntungan.
Pasti ada kesempatan disana.
Selanjutnya terserah padamu.....
Selanjutnya, terserah padamu.....
Mimpi dan cita-cita kamu pasti akan tercapai.
Tenangkan dirimu dan sambutlah hari esok.
Selanjutnya, terserah padamu.....
Selanjutnya, terserah padamu.....
Saat ini tak ada namanya kemudahan,
Dan terlalu cepat tuk merasa senang.
Warna angin ini mulai merasuki mataku,
Mari aku,kamu melangkah.
Pasti kan ada kemudahan.
Ku ingin aku,kamu berjalan dengan rasa bangga.
Selanjutnya, terserah padamu.....
Semuanya terserah padamu.....
Meski kamu tak menumukan manisnya rasa cinta.
Atau jika kamu melakukan kesalahan.
Selanjutnya, terserah padamu.....
Jadi jangan kehilangan arah.
Terserah padamu.....


#10
Kenapa? Kenapa aku,kamu menangis saat aku,kamu lahir?
Akankah suatu hari air mata yang mengalir ini, akan sampai ke bintang-bintang?
Kenapa? Kenapa tak ada yang mengajarkanya?
Air mata yang perlahan menetes ini terus mengalir tiada henti, sebagai bukti cinta, yang perlahan-lahan membimbing kita untuk pergi dan kembali,
Dari hati ke tubuh, dari tubuh kehati, pola ini terus berlanjut satu per satu.
Masa depan dapat terlihat di langit yang aku,kamu lihat.
Aku,kamu menatap seluruh alam semesta.
Akan tampak sebagai bagian dari matahari.
Kenapa? Kenapa bulan selalu tak berkata apa-apa bersinar menerangi kegelapan?
Kenapa? Kenapa aku,kamu berdebar-debar melakukan hal yang sia-sia meski tahu ada batasnya?
Besar bintang yang ada dalam dada seseorang.
Itu bukan yang dinilai.
Jika ini dalam skala yang besar, aku ingin merasakan kehidupan.
Tak peduli seberapa keras kamu melihat.
Melihat dirimu sendiri.
Kamu tak akan dapat melihat dengan jelas.
Dan akhirnya kamu kehilangannya.
Di akhir pencarianmu, jika benar-benar kebingungan.
Belajarlah dengan melihat orang lain.
Lakukanlah dan.....
Kamu akan baik-baik saja.
Sediki demi sedikit terpisah dengan bagian akhir.
Saat itu aku akan ada di sisimu dan memberikan air mataku.
Yang menjadi air mata kebahagiaan,
Dari hati ke tubuh, dari tubuh kehati, pola ini terus berlanjut satu per satu, dengan banyak lilitan yang digantikan.
Terus menerus melakukanya.
Sampai aku sudah berpikir lelah,
Lelah menjadi alam semesta.


#11
Terkadang bebas bukan berati harus pergi tetapi tetap tinggal. Tapi aku memang ingin pergi. Aku tak harus pergi tapi aku ingin pergi, itu putus ku sekarang. Aku ingin tinggal padamu yang dulu. Mungkin salahku melewatkanmu tak mencarimu sepenuh hati, hingga kamu ingin dengan yang lain. Kesalahanku melewatkanmu hingga kamu dengan lain aku. Maafkan aku.
Sekarang ini yang aku ingin hanya mengatakan semuanya, menceritakan semuanya, mengungkapkan semuanya, semua yang ku punya. Terima kasih kamu yang dulu, ku ingin kamu yang sekarang.

Untuk Kamu.....










Previous
Next Post »
Thanks for your comment