Sepeda Baru

Sepeda Baru



Semua orang pasti memiliki sebuah keinginan besar atau kecil, yang bermanfaat dan yang tak ada manfaatnya, ya namanya juga manusia. Dan pasti keinginan tersebut harus dicapai dengan usaha keras jangan sampai diraih dengan usaha yang melenceng norma.
Saat aku kelas dua sekolah menengah aku memiliki sebuah keinginan yang merutku sangat hebat, yaitu ingin membeli sebuah sepeda gunung atau MTB. Keinginan itu aku temukan karena sejak kelas satu aku banyak lihat teman yang pakai sepeda untuk berangkat sekolah. Dan aku juga sering liat Anime tentang olahraga sepeda. Jadi aku simpulkan, aku akan membeli sepeda dengan usahaku sendiri. Aku memutuskan untuk menabung dari sisa uang saku sekolah. Ibuku memberi uang saku setiap tiga hari sekali dan ku ambil 5 ribu sampai 10 ribu per uang saku. Dan ku simpan dalam tas.
Semakin lama menabung semakin berkurang tabungnku, karena sering ku ambil untuk beli buka dan memenuhi nafsu ku.  Tabungan ku semakin berkurang dan menipis, jadi akan ku cari cara lain supaya bisa membeli sepeda. Kebetulan saat itu akan dilaksanakan ujian akhir semester 1. Jadi aku bilang sesuatu pada ibu saat ibu menyiapkan sarapan.
            “ Bu, ini kan mau ujian semester 1.”
            “ Terus.”
            “ Kan aku juga sedang ingin beli sepeda, jadi jika nanti aku masuk ranking sepuluh besar bisa                belikan sepeda nggak? “
            “ Tapi kamu juga menabung jadi ibu nanti nambah kekuranganya aja, gimana?”
            “ Ya deh.” Sambil berpaling dari dapur.
Jadi ku putuskan untuk menabung lagi, dan tak akan ku penuhi hawa nafsuku.
Setiap di sekolah, saat waktu istirahat aku selalu sendiri di kelas karena teman-temanku pergi ke kantin sedangkan aku menabung. Tak seperti teman ku yang lain yang jika menginginkan sesuatu pasti langsung minta dan langsung dipenuhi. Memang aku hidup dikeluarga yang tidak begitu punya uang. Tapi kalau dengan usaha sendiri apapun itu pasti akan menjadi lebih bermakna.
Setiap waktu istirahat selalu sendiri, sampai suatu hari ada temanku yang menemaniku setiap waktu istirahat. Bukan karena ia menabung seperti aku tapi memang karena tidak punya uang, Agil namanya. Dia seorang anak petani desa yang selalu bangga pada pekerjaan orang tuanya dan tak pernah terlihat sedih, tidak seperti aku yang selalu mengeluh jika ada masalah sedikit. Agil anak yang menyenagkan diajak bicara, dia mempunyai cerita-cerita menarik dari desanya, mulai dari mitos desa, petualanganya, dan desanya yang indah.
            “ Gil, cerita dunk mitos-mitos apa aja yang ada di desamu”
            “ Mau yang serem apa yang lucu ?”
            “ Yang serem aja biar gak mainsream.”
“ Ok, ceritanya zaman dahulu ada sebuah gua yang sangat gelap yang di tinggali oleh naga     raksasa yang memakan hewan-hewan ternak warga........”
Cerita Agil semakin seru dan aku hanya mendengarkan dengan penasaran sampai lupa bel masuk sudah berbunyi.
Seminggu lagi ujian akhir semester akan berlangsung. Setiap pulang sekolah aku mengajak Agil, Ulil, dan Santi untuk belajar kelompok di sekolahan.   Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan sepuluh besar. Ulil dan Santi adalah anak yanng rajin dan pintar mereka selalu berganti-ganti antara rangking 1 dan 2. Jadi aku ajak mereka, aku mengajak Agil untuk menemaniku karena aku agak pemalu.  Ulil mengajariku tentang Matematika dan IPA sedangkan Santi tentang Ips dan Bahasa. Aku akan mengejar impianku dengan kerja keras.
Ujian pun dimulai dan dalam waktu seminggu aku dan teman-teman berjuang mati-matian unutk menjadi yang terbaik di kelas. Seminggu setelahnya hari sabtu penerimaan raport sekaligus pengumuman ranking kelas akan dilaksanakan. Dan aku terkejut karena aku mendaparkan rangking 9 di kelasku, walupun Cuma 9 itu sudah masuk sepuluh besar, jadi aku akan punya sepeda baru.
            “yeee, rangking 9!”
            “seneng amat rangking 9” kata temanku yang tak tau arti ranking sembilan bagiku.
Hari Minggu ayahku mengajak ke toko sepeda untuk mencari sepeda yang kuinginkan. Setelah mebeli sepeda yang berwarna merah dan tinggi dilengkapi dengan gear dan rem cakram, aku merencanakan untuk mengadakan tour sepeda baruku keliling kecamatan.
Keesokan harinya aku berangkat pagi-pagi buta dengan membawa satu botol air minum, ternyata di tengah-tengah perjalanan hujan turun dan semakin lama semaikin mejadi-jadi dengan gemuruh petir. Perasaan takut, kedinginan, tapi juga senang karena mendapat sepeda baru bercampur dalam hatiku. Kadang sepeda ku dorong karena tak kuat mendaki tanjakan. Akhirnya tiba di tempat tujuan hah, rasanya lega.
Pulangnya ku kayuh sepeda ku dengan santai dang gembira. Sesampainya di rumah kuceritakan semua kejadian tadi pada adik dan kakakku. Itulah sedikit pengalamanku tentang sepeda baruku.
Carilah impian-impianmu dan raihlah dengan usaha keras jangan sampai menyerah dan putus asa.  

Previous
Next Post »
Thanks for your comment